Sabtu, 21 November 2009

BOEROEH TANI VS BOEROEH GOVERMENT


KESEMPITAN REZQI BUKAN PEMBENAR UNTUK BERBUAT KEDLOLIMAN

















Pak Saekan.


Sejak kecil dengan profesi buruh tani,sebagian rezqinya ditabung sehingga bisa sewa lahan pertanian 1/4 ha untuk menghidupi anak cucunya, kesehariannya mengabdi di Masjid Al Ikhlas, dia bersihkan halaman dari daun daun kering, dia bersihkan lantai masjid tiap hari dan di pel bersih bersih tiap jumat, dari rezqinya yang terbatas dia sisihkan beli anak kambing untuk dibesarkan dengan tlaten dan kalau sudah besar dengan penuh keikhlasan dia korbankan mengikuti jejak Ibrahim.

















Bpk Sholiki


Juga dengan profesi buruh tani, punya seekor sapi betina yang alhamdulilah tiap tahun beranak, anaknya dijual untukkebutuhan sehari hari dan luar biasa setelah sapinya beranak 11 kali, dia kurbankan seekor sapi untuk keluarganya, harta yang paling disayanginya.
Tercurahlah kasih sayang Nya dari langit saat ini bapak Sholiki sudah masuk daftar tunggu untuk menunaikan rukun islam yang kelima.

Ilustrasi diatas nampaklah bahwa dari sisi nominal penghasilan buruh tani maupun petani gurem sebenarnya dekat dekat dengan garis kemiskinan, resiko profesi yang cukup tinggi di terik matahari yang tiba tiba cuaca berubah berawan dengan resiko terkenan sambaran petir, yang meskipun merupakan kecelakaan kerja jangan harap akan mendapat santunan asuransi

Tetapi percayalah sepanjang kemiskinan masih dibentengi dengan ke imanan yang di cerminkan dari masih punya rasa malu maka mereka punya keyaqinan bahwa kesempitan rezqi bukan pembenar untuk berbuat kedloliman dan kerusakan diatas bumi, merekalah sejatinya cholifah dibumi.

BAGAIMANA BOEROEH GOVERMENT (YANG NAKAL) ?

Tidak semua manusia mampu dan mau mensyukuri nikmat Tuhan nya, sumpah jabatan bahkan sumpah pocongpun hanya sekedar untuk menipu orang lain yang hakikinya adalah menipu diri sendiri.

Selalu apabila ketahuan bukan kesadaran untuk melakukan pertobatan dan janji untuk tidak mengulang lagi , tetapi selalu berdalih penghasilannya dibawah belanja pengeluaran, sehingga perbuatan yang jelas jelas melanggar hukum dikaburkan dengan pembenar karena kurangnya gaji .

Gajinya sangat kecil hanya cukup untuk beli 2 atau 3 rumah, mobilpun cuma dua kan anak anak tidak kebagian, jadi wajarlah kalau begitu.
Memang masih banyak beliau beliau yang masih punya nurani, yang masih bisa dipakai sebagai panutan, masalahnya adalah Nila setitik rusak susu sebelanga atau Susu setitik mampukah memutihkan nila sebelanga hanya Allohlah yang tahu .










RESUME.


nah dibanding boeroeh tani diatas terjawablah pertanyaan pertanyaan HINAKAH PROFESI BURUH TANI dan MULIAKAH BURUH GOVERMENT YANG NAKAL?